Breaking News



Modul Pidato Persuasif


Foto dokumen Yusriana
                                                   


Pidato adalah cara untuk menyampaikan ide/gagasan dalam kata kata, dibalut dengan ekspresi wajah, intonasi suara, dan gestur tubuh. Pidato merupakan suatu kegiatan berbicara di depan umum atau berorasi agar dapat menyatakan pendapat, atau memberi suatu gambaran pada suatu hal.

Tujuan pidato adalah sebagai berikut.

a. Memengaruhi orang lain agar mau mengikuti ide, gagasan, kemauan kita dengan suka rela. Pidato ini dapat disebut dengan pidato persuasif

b. Memberi suatu pemahaman , ilmu, pengetahuan, ataupun informasi. Pidato ini dapat berupa kotbah, kata sambutan dan lain-lain.

c. Membuat orang lain senang, menghibur sehingga orang merasa senang dan terhibur dengan kata kata yang kita sampaikan.

Pidato Persuasif

Pidato persuasif   untuk meyakinkan pendengar agar melakukan sesuatu  atau  pendengar termotivasi atas ide/ gagasan pembicara untuk melakukan sesuatu yang barmanfaat . dengan berpidato persuasif, pendengar bisa terbujuk untuk member i tanggapan, respons, tindakan, atau berubah pikiran sesuai dengan tujuan sipembicara. 

Ciri-ciri pidato persuasif

1. Pidato persuasif  memiliki permasalahan yang pokok dari kriteria yang disampaikan serta  memiliki pesan inti di dalam pidatonya agar para audiens dapat melakukannya

2. Keahlian dalam menyampaikan pidato memiliki semangat membujuk, mengajak, atau menasehati para pendengar.

3. Memilki hubungan timbal balik agar pendengar bersedia melakukannya dengan perasaan aman, nyaman, bersahabat walaupun dalam waktu yang singkat.

Struktur  Pidato Persuasif

1. Salam Pembuka

Penyampaian pidato dibuka dengan mengucapkan salam. Salam yang diucapkan tergantung pada audien yang mendengar. Kalau audien muslim bacalah Assalmualaikum, tetapi kalau audiennya non muslim mungkin bisa kita ucapkan selamat pagi, salam sejahtera dll.

2. Pendahuluan

Pendahuluan berisi kata penghormatan ( mulai dari jabatan tertinggi sampai yang terendah), pujisyukur, dan bisa mengutarakan gambaran umum dari maksud dan tujuan berpidato

3. Isi Pidato

Isi pidato persuasif intinya adalah mengajak atau  membujuk pendengar. Isi pidato persuasive harus mengandung tiga hal sebagai berikut.

a. Pernyataan posisi

Penyampai pidato menyampaikan posisinya dalam persoalan yang dibahas. Misalnya pidato melawan pengguaan narkotika, maka penyampai pidato perlu menyampaikan posisinya. Apakah menjadi orang yang pro atau kontra  dalam penggerak kegiatan anti narkitika atau pelaksana, dan apakah pendengar diajak sebagi pelopor penggerak atau diajak sebagai pelaksana.

b. Tahap Argumen

Pada tahap ini penyampai pidato menyampikan argument dengan logis, dapat dibuktikan, beralasan, sesuai dengan fakta, sesuai informasi dan dapat dipertanggungjawabkan. Argumen tersebut disampaikan kepada pendengar untuk meyakinkan pendengar.

c. Penguatan pernyataan posisi

Penyampai pidato memberikan kesimpulan posisi berdasarkan argumen yang telah disampaikan untuk memperkuat.

4. Penutup

Penyampaian pidato mengarahkan untuk mengakhiri pembahasan dan menyampaikan  kesimpulan, harapan, ucapan terima kasih, permohonan maaf, dan salam penutup.


Perhatikan contoh pidato persuasi berikut ini! 

Judul Contoh Teks Pidato Persuasif : Menjadi Generasi yang Produktif

(Salam Pembukaan)

Assalamualaikum wr. wb.

Selamat siang  hadirin. Yang terhormat, jajaran petinggi perusahaan PT. Tunas Bangsa Kreatif. Yang terhormat, peserta seminar Pengembangan Kreativitas dan Mental Youngpreneur Nasional 2020 dan juga bagi para panitia yang telah meluangkan semua pikiran dan tenaga demi kelancaran acara seminar ini.

 Marilah sebelumnya kita ucap puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Karena atas berkat serta karunia-Nya kita semua bisa merealisasikan acara seminar ini dengan kondisi yang sehat wal’afiat.

 ( Isi Pidato)

Sebelum kita berbicara lebih jauh, marilah kita menengok kembali di sekitar kita. Lihatlah bahwa banyak kisah inspiratif dari para pengusaha sukses Indonesia dan dunia. Mereka meniti karir jadi pengusaha mulai dari nol. Banyak kisah-kisah inspiratif yang mengajarkan kita bahwa usaha tak kan pernah menghianati hasil.

Mayoritas pengusaha besar datang dari latar belakang ekonomi yang susah. Mereka tidak dibesarkan dengan bergelimang harta orang tua. Sejak kecil mereka telah ditempa oleh kesusahan hidup. Mereka biasa hidup dengan kondisi yang memprihatinkan. Tapi, tanpa putus asa mereka terus menjalani kehidupan. Menumbuhkan kekuatan dalam diri mereka.

Kita semua pasti sudah tau kisah inspiratif dari Jack Ma sang pendiri Alibaba. Jauh di negeri China sana, ada orang yang serba hidup kekurangan. Saat masih muda ia adalah satu-satunya orang yang lamaran kerjanya ditolak oleh salah satu perusahaan waralaba besar internasional. Tapi apakah ia lantas patah semangat? Tidak, nyatanya kini ia menjadi seorang pengusaha terkaya di China.

Apakah Jack Ma berpendidikan tinggi? Apakah Jack Ma punya koneksi dengan orang-orang besar atau pejabat saat masa-masa awal ia merintis usahanya? Tidak, ia tidak memiliki semua itu. Ia berangkat dari nol besar. Ia membangun gurita usahanya dengan tangan kosong. Modalnya hanyalah tekat dan kerja keras tanpa putus asa.

Pendidikan yang tinggi tidak menjamin kesuksesan. Kita sekarang hidup di zaman dimana keterampilan dan juga motivasi dari dalam diri menjadi sumber dan modal utama untuk meraih kesuksesan. Lalu apa keterampilan yang harus dimiliki oleh seorang pengusaha? Wirausahawan yang sukses harus punya keterampilan untuk menciptakan peluang. Pengusaha harus bisa melihat kesempatan jadi peluang usaha dari lingkungannya.

Mayoritas pengusaha yang telah berhasil kemudian mempekerjakan orang-orang yang memiliki pendidikan tinggi. Mereka mempekerjakan kalangan profesional di perusahaannya. Mereka bisa menggaji ratusan bahkan ribuan karyawannya. Dari sinilah perekonomian suatu negara bisa disokong. Angka pengangguran berkurang. Pengusaha adalah mitra pemerintah untuk mencetak peluang kerja.

(Penutup)

Jadi, kita yang masih muda intinya memiliki peluang yang terbuka sangat lebar untuk sukses. Jalannya adalah dengan menjadi seorang youngpreneur. Masih ada cukup banyak waktu untuk merealisasikan mimpi-mimpi kita.

Masih ada begitu banyak tenaga, peluang, dan kesempatan untuk kita membuka usaha. Apapun jenis usahanya, realisasikan sekarang mumpung kita masih muda. Bukalah pikiran kita. Lihatlah setiap peluang dari lingkungan keseharian Anda. Jadikan itu sebagai usaha.

Tantangan terbesar kita justru berasal dari diri kita sendiri. Lawanlah semua ketakutan-ketakutan yang muncul. Lawanlah pola pikir takut gagal yang ada dalam hati. Jangan takut melangkah. Wujudkan ide-ide gila yang selama ini sudah ada dalam diri kita. Anda semua yang hadir disini harus menjadi jiwa muda yang visioner, berani melangkah, dan memiliki pengaruh baik bagi bangsa.

Sekian yang bisa saya sampaikan. Sebagai penutup, saya sampaikan sekali lagi. Jangan pernah takut melangkah. Kegagalan merupakan hal biasa. Bangkit setelah pernah gagal adalah hal yang luar biasa. Sekian, terima kasih dan sukses selalu!

Diskusikan dengan kelompok tentang:

1. Pendapatmu tentang struktur teks pidato di atas

2. Hal - hal penting dalam teks isi pidato

a. Pernyataan posisi

b. Argument penguat isi teks pidato

c. Pengutan pernyataan posisi

3. Carilah bagian penutup pidato berupa

a. Kesimpulan

b. Saran

c. Harapan

4. Menampilkan hasil diskusi dengan Tanya jawab

5. Merumuskan hasil diskusi


Sebuah pidato dikatakan  baik  jika:

1. Topik yang dibahas aktual dan kontekstual 

2. Topik dibahas sebuah fakta yang  lengkap dan jelas

3. Pembicara tidak hanya mengemukakan keluhan dan masalah tetapi juga solusi

4. Pembicara memiliki humor untuk mempertahamkan perhatian pendengar

5. Pembicara menggunakan bahasa yang komunikatif dengan memilih kosa kata, ungkapan, atau gaya bahasa yang tepat.

6. Pidato disampaikan dengan gaya penyampaian  dan ekspresi yang menarik. Hal hal yang disampaikan pembicara dalam pidato dapat berupa informasi, himbauan, harapan, ajakan, petunjuk, pujian, penghargaan, larangan, atau perintah. 

Selain pidato,  dikenal juga istilah ceramah, dan kotbah. Pidato, ceramah, kotbah sebenarnya sama saja, yaitu penyampaian uraian secara lisan kepada khalayak. Adapun perbedaan  adalah sebagai berikut:

a. Pidato merupakan pengungkapan pikiran atau wacana yang disampaikan untuk banyak orang

b. Ceramah perupakan pengungkapan pikiran yang berkenaan masalah pendidikan atau pengetahuan umum.

c. Khotbah yang berhubungan dengan keagamaan.

Latihan  1

Bacalah pidato berikut ini!

( Salam pembuka)

( Pendahuluan )

Saat ini memang sulit sekali bagi kita untuk tidak memiliki gadget yang canggih. Kita sudah terbiasa hidup di tengah masyarakat yang serba modern dan instan. Apapun bisa dilakukan hanya dari smartphone yang ada di genggaman tangan. Semua jadi terasa muda berkat teknologi pintar di sekotak kecil gadget ini.

Tapi, sadarkah kita bahwa gadget canggih mulai mengambil alih kehidupan sosial masyakarat? Mari kita renungkan sekali lagi. Kapanpun kita pergi, kita selalu menghadap ke gadget. Dimanapun kita berada, wajah dan mata kita selalu tertuju pada layar ponsel. Kita jadi asing dengan lingkungan sekitar. Kita tak peduli lagi pada siapa dan apa yang ada di hadapan kita.

Gadget tanpa sadar telah mengambil waktu kebersamaan dan interaksi sosial kita dengan manusia lainnya. Gadget membuat kita jadi manusia yang individualistik. Interaksi sosial kita dengan keluarga dan lingkungan sekitar jadi renggang. Gadget telah mengambil alih perhatian kita yang dulunya banyak dicurahkan untuk keluarga, teman, rekan, dan juga kegiatan fisik.

 ( penutup )


Kerjakan soal berikut ini!

1. Lengkapilah salam pembuka dan pendahuluan pidato di atas

2. Buatlah inti dari isi pidato tersebut

3. Buatlah penutup pidato yang terdiri dari simpulan, saran, harapan, dan ucapan terima kasih serta salam penutup.

4. Bacakanlah pidato tersebut di depan kelas.

5. Tanggapilah hasil bacaan temanmu.


Kebahasaan

Konjungsi Koordinatif, Korelatif, Subordinatif dan Antarkalimat

Konjungsi merupakan suatu kata yang dipakai untuk menghubungkan dua jenis-jenis kata, frasa dalam bahasa Indonesia, klausa dalam bahasa Indonesia, atau jenis-jenis kalimat. Konjungsi sendiri terbagi atas beberapa jenis, di mana empat diantara jenis-jenis konjungsi tersebut antara lain konjungsi koordinatif, korelatif, subordinatif, dan konjungsi antarkalimat.

Konjungsi koordinatif merupakan konjungsi yang menghubungkan dua kata, frasa, klausa atau kalimat yang derajatnya setara. Sementara itu, konjungsi korelatif merupakan konjungsi yang terdiri atas gabungan dua kata atau lebih yang menghubungkan kata, frasa, klausa, ataupun kalimat. Di lain pihak, konjungsi subordinatif merupakan kebalikan dari konjungsi korelatif, yang mana konjungsi ini berperan untuk menggabungkan dua unsur yang tidak sederajat. Adapun pengertian konjungsi antarkalimat sendiri adalah konjungsi yang menghubungkan dua buah kalimat.

Untuk lebih mengetahui bentuk keempat konjungsi ini, berikut ditampilkan beberapa contoh diantaranya yang ditampilkan sebagaimana di bawah ini!

A. Contoh Konjungsi Koordinatif

1. Ibu sedang memasak di dapur dan Andi sedang mengerjakan tugas sekolah di kamarnya.

2. Ayah sedang bekerja di kantor, sedangkan ibu sedang memasak di rumah.

3. Aku sebetulnya sempat bertemu dengannya, tetapi aku tak sempat berbincangbincang dengannya karena dia terlihat sedang buru-buru.

4. Restoran itu menyediakan dua area makan, sehingga pengunjung bisa memilih apakah mereka makan di area yang terdiri atas meja dan kursi atau di area yang lebih lesehan.

5. Pak Johan bukanlah direktur perusahaan tersebut, melainkan hanya seorang manajer yang baru dipromosikan oleh direkturnya sebulan yang lalu.

B. Contoh Konjungsi Korelatif

1. Baik aku maupun dia sama-sama saling mengenal sejak lama.

2. Entah tahu entah tidak, dia ternyata punya suatu bakat yang masih terpendam dalam dirinya.

3. Jangankan untuk membeli emas, membeli sepiring nasi rame pun aku tak sanggup.

4. Kerusuhan itu bukan hanya terjadi di tahun ini saja, melainkan sejak beberapa tahun yang lalu.

5. Stadion itu telah direnovasi sedemikian rupa, sehingga stadion itu menjadi lebih megah dan nyaman.

C. Contoh Konjungsi Subordinatif

1. Aku tidak akan menyesal seperti ini jika waktu itu aku tidak salah memilih keputusan.

2. Dia berujar kepadaku bahwa dia sudah menyukaimu sejak lama.

3. Tutur katanya begitu halus bagaikan kapas yang membelai kulit ini.

4. Dia adalah orang yang tengah cari-cari oleh polisi selama ini.

5. Tubuhnya begitu harum laksana bunga yang menyembulkan wewangiannya.

D. Contoh Konjungsi Antarkalimat.

1. Membuang obat kedaluwarsa sembarangan dapat mengakibatkan pencemaran lingkungan. Dengan demikian, sebaiknya kita tidak membuang obat kedaluwarsa secara sembarangan karena akan menibulkan dampak negatif bagi lingkungan.

2. Sepulang sekolah, Tara langsung berangkat ke tempat les yang letaknya tak jauh dari rumahnya. Kemudian, setelah selesai les, Tara pun langsung ke sekolah adiknya untuk menjemput sang adik pulang sekolah.

3. Konser musik itu ditonton sekitar puluhan ribu orang. Bahkan, sejumlah media mengatakan bahwa acara musik itu telah dironton oleh ratusan ribu orang dari berbagai daerah dan negara.

4. Aku sebenarnya ingin melanjutkan studi ke luar negeri. Sayangnya, kesempatan itu masih belum datang juga hingga saat ini.

5. Tim futsal kami kalah telak di partai final kemarin. Walapun begiu, kami tetap bangga karena pertandingan kemarin merupakan kali pertama tim kami memasuki babak final.

 Kalimat Majemuk Bertingkat Berdasarkan Konjungsinya

Kalimat majemuk bertingkat adalah kalimat yang terbentuk oleh dua kalimat yang tidak sederajat. Kedua kalimat tidak sederajat tersebut biasanya berupa induk kalimat dan anak kalimat. Induk kalimat merpakan inti dari kalimat majemuk, sedangkan anak kalimat merupakan pendamping bagi inti kalimat tersebut.

Seperti halnya kalimat majemuk setara, kalimat majemuk bertingkat juga menggunakan konjungsi atau macam-macam kata penghubung sebagai salah satu unsur penghubungnya. Menurut laman id.wikipedia.org, kalimat majemuk bertingkat terbagi atas beberapa jenis berdasarkan konjungsi atau  kata penghubung yang dipakainya. Adapun jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat tersebut adalah sebagai berikut ini!

1. Kalimat Majemuk Bertingkat Syarat

Jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat berdasarkan konjungsinya yang pertama adalah kalima majemuk bertingkatb syarat. Kalimat majemuk ini merupakan kalimat yang menjadikan kata jika, kalau, manakala, andaikan, dan asal(kan) sebagai konjungsinya. Contoh:

Aku akan menemuinya jika urusanku ini sudah selesai.

Aku akan menyampaikan salammu padanya kalau nanti aku berjumpa dengannya.

2. Kalimat Majemuk Bertingkat Tujuan

Kalimat majemuk bertingkat ini merupakan kalimat majemuk yang menjadikan kata agar, supaya, dan biar sebagai konjungsi utamanya. Misalnya:

Maya datang ke sekolah lebih pagi supaya tidak kesiangan.

Panitia kegiatan itu hanya terdiri dari beberapa orang saja agar koordinasi antar amnggotanya jauh lebih mudah.

3. Kalimat Majemuk Bertingkat Perlawanan (Konsensif)

Kalimat majemuk ini merupakan kalimat yang menjadikan walaupun, kendati(pun), dan biarpun sebagai konjungsi utamanya. Contoh:

Kami tetap senang walaupun kami hanya juara tiga lomba itu.

Pak Sumanta tetap tegar biarpun kesusahan tiada henti menimpanya.

4. Kalimat Majemuk Bertingkat Penyebaban

Kalimat ini menggunakan konjungsi sebab, karena, dan oleh karena sebagai konjungsi utamanya. Misalnya:

Dita tidak dapat bersekolah hari ini karena tengah berada di luar kota.

Pak Muhtar diminta untuk mundur dari jabatannya sebagai rektor, sebab kinerjanya makin lama makin memburuk saja.

5. Kalimat Majemuk Bertingkat Pengakibatan

Kalimat ini merupakan kalimat yang menjadikan kata maka dan sehingga sebagai konjungsi utamanya. Misalnya:

Karena cedera kakinya belum sembuh, maka Andri pun tidak dapat dimainkan pada pertandingan kali ini.

Tubuh Arini begitu lemas, sehingga dia pun pingsan saat upacara bendera tadi pagi.

6. Kalimat Majemuk Bertingkat Cara

Kalimat ini merupakan kalimat yang menggunakan kata dengan dan tanpa sebagai konjungsinya. Misalnya:

Dia mengerjakan tugas sekolahnya dengan penuh kesungguhan hati.

Dia kabur dari rumah tanpa sepengetahuan kedua orang tuanya.

7. Kalimat Majemuk Bertingkat Alat

Kalimat majemuk ini merupakan kalimat yang menggunakan kata dengan (menggunakan), dan tanpa (menggunakan) sebagai konjungsi utamanya. Misalnya:

Ayah mencukur kumisnya dengan menggunakan pisau cukur yang baru dibelinya.

Para petani itu bertani tanpa menggunakan traktor.

8. Kalimat Majemuk Bertingkat Perbandingan

Kalimat ini adalah kalimat yang menggunakan kata seperti, bagaikan, dan alih-alih sebagai konjungsi utamanya. Misal:

Sikapnya begitu lembut bagaikan kain sutra yang dijahit dari benang sutra termahal.

Wajahnya begitu cantik seperti seorang perempuan yang pernah aku temui di suatu pagi.

9. Kalimat Majemuk Bertingkat Penjelasan

Kalimat ini merupakan kalimat majemuk bertingkat yang menggunakan kata bahwa sebagai konjungsi utamanya. Misal:

Dia berkata kepadaku bahwa dia tidak dapat berekolah hari ini dikarenakan sakit.

Dia berbisik kepadaku bahwa aku harus hati-hati jika berhadapan dengan orang berwajah sangar itu.

10. Kalimat Majemuk Bertingkat Kenyataan

Jenis-jenis kalimat majemuk bertingkat berdasarkan konjungsinya yang terakhir ini merupakan kalimat majemuk yang menjadikan kata padahal sebagai konjungsi utamanya. Contoh:

Penampilannya terlihat seprti orang kaya, padahal kenyataannya dia hanya seorang miskin papa.

Dia terlihat seperti seorang yang tegar, padahal dia adalah seorang yang berhati rapuh.

Jenis Kalimat Majemuk Setara

Berdasarkan konjungsi yang digunakan, kalimat majemuk setara dikelompokkan menjadi empat macam.

1.Kalimat Majemuk Penjumlahan

Kalimat majemuk penjumlahan adalah kalimat majemuk setara yang menyatakan hubungan penjumlahan.Kalimat majemuk ini ditandai oleh konjungsi dan, serta, dan lagi pula.

Kalimat yang memiliki konjungsi tersebut menyatakan hubungan penjumlahan dari beberapa kalimat dasar.

Contoh: Ibu membersihkan meja dan adik menyapu lantai.

2. Kalimat Majemuk Pemilihan

Kalimat majemuk pemilihan ini ditandai dengan konjungsi atau.Jika kaliamt majemuk terdiri lebih dari dua kalimat dasar, konjungsiatau ditempatkan pada posisi sebelum kalimat dasar yang terakhir.

Kalimat dasar yang pertama dipisahkan dengan tanda baca koma dari kalimat dasar yang lain.

Contoh:

a. Eri boleh mengikuti ujian tulis atau ujian lisan.

b. Eri dapat megikuti lomba pembuatan animasi, pemasangan iklan melalui internet, atau pembuatan desain website.

3. Kalimat Majemuk Urutan

Kalimat majemuk urutan ini ditandai oleh konjungsi lalu, lantas, terus, dan kemudian. Kalimat majemuk yang menggunakan konjungsi tersebut menyatakan hubungan urutan peristiwa.

Jika kalimat majemuk jenis ini terdiri dari tiga kalimat dasar, dapat menggunakan konjungsi secara serentak atau menggunakan tanda koma dan konjungsi sebagai pemisah antarkalimat dasar.

Contoh:

1. Seorang pencuri menyelinap di balik pepohonan, lalu dia mengawasi keadaan di sekelilingnya, lantas ia melihat seorang anak kecil bermain di halaman rumah, kemudian ia berlari mendatangi anak kecil itu.

2. Anak kecil itu merasa terancam, dia menoleh ke rumah, dia berteriak memanggil ibunya, kemudian ia berlari menuju rumah.

Kalimat Majemuk Perlawanan

Kalimat majemuk perlawanan ditandai oleh konjungsi tetapi, melainkan, dan sedangkan. Konjungsi tersebut menyatakan hubungan perlawanan. Namun, masih perlu menggunakan tanda koma di antara kalimat dasar yang satu dan kalimat dasar yang lain.

Contoh: Ana membeli baju biru, sedangkan Andi membeli baju merah.

Latihan  Individu

1. Perhatikan tema pidato berikut

a. Kesehatan

b. Pendidikan

c. Kemasyarakatan

d. Lingkungan

2. Pilihlah salah satu tema tersebut dengan arahan guru

3. Tulislah pidato persuasifberdasarkan tema yang kalian pilih

4. Revisi ulang hasil teks pidato persuasive yang kalian tulis

5. Kumpulkan hasil kegiatan kalian kepada guru untuk mendapatkan penilaian lebih lanjut.

 Edit By Dra. Arina Yertis, M.Pd.

MTsN Padang Panjang

Posting Komentar

0 Komentar