Foto dok. Musriadi Musanif
Agribisnis
Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) adalah satu kompetensi keahlian di SMK Negeri yang meliputi kemampuan Mengenal Komoditas Hasil
Pertanian, Menerapkan Dasar Pengolahan Dan Pengawetan Bahan Hasil Pertanian,
Mengolah Bahan Hasil Pertanian Menjadi Produk Olahan, Memahami Konsep
Pengendalian Mutu Bahan Hasil Pertanian, Mengelola Usaha Mandiri Pengolahan
Hasil Pertanian Dan Menerapkan Prosedur Produksi Yang Baik (GMP). Serta
Pemahaman K3LH, Sanitasi Dan Pengelolaan Limbah.
Agribisnis
Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) adalah kompetensi keahlian pasca panen
pertanian dengan mata diklat kompetensi kejuruan meliputi kemampuan menerapkan
perlakuan pendahuluan bahan hasil pertanian, teknik konversi, teknik pengolahan
dengan suhu tinggi dan suhu rendah, teknik pengendalian kandungan air, teknik
pemanasan tidak langsung, teknik pengolahan menggunakan media penghantar panas,
fermentasi, teknik perlakuan kimia/enzymatis, mengoperasikan peralatan dan
mesin pengolahan, mengemas bahan hasil pertanian dan produk olahan, mengelola
limbah, analisa usaha pengolahan serta pemahaman sanitasi dan praktek produksi
yang baik/Good Manufacturing Practice (GMP). Yang ditunjang dengan dasar-dasar
kompetensi kejuruan meliputi kemampuan mengenal komoditas hasil pertanian,
karakteristik agro industri, dasar pengolahan dan pengawetan, mengidentifikasi
karakteristik mikroorganisme, prinsip dan konsep mutu, pengendalian mutu pangan
serta K3LH.
Mata
pelajaran atau materi yang dipelajari selain mata pelajaran wajib, siswa
mengikuti kegiatan-kegiatan penajaman belajar sesuai dengan minatnya pada
program kaeahlian Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian, meliputi :
1.
Dasar Bidang Keahlian:
1)
Simulasi dan Komunikasi Digital
2.
Dasar Program Keahlian:
1)
Dasar Penanganan Bahan Hasil Pertanian,
2)
Dasar Proses Pengolahan Hasil Pertanian,
3)
Dasar Pengendalian Mutu Hasil pertanian
3.
Kompetensi Keahlian:
1)
Produksi Pengolahan Hasil Nabati,
2)
Produksi Pengolahan Hasil Hewani,
3)
Produksi Pengolahan Komoditas Perkebunan dan Herbal,
4)
Keamanan Pangan, Penyimpanan, dan Penggudangan, serta
5)
Produk Kreatif dan Kewirausahaan.
Pembelajaran
dilakukan dengan pendekatan berbasis produksi, menekankan pada keterampilan
untuk menghasilkan barang atau jasa, dengan semangat wirausaha,
berorentasi lingkungan dan masa depan yang mendorong program keahlihan
Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian (APHP) menghasilkan produk yang kreatif
dan inovatif.
4.
Visi
Menjadi program
keahlian yang unggul dan berkarakter dalam penyelenggaraan
pendidikan untuk mengembangkan dan menyebarluaskan ilmu pengetahuan dan teknologi
di bidang Agribisnis Pengolahan Hasil Pertanian dan mengupayakan
penggunaannya untuk meningkatkan taraf kehidupan
masyarakat. Serta menghasilkan Sumber Daya Manusia (SDM) yang bisa
bersaing di dunia industri, berkualitas dan beretika.
5.
Misi
1)
Menyiapkan lulusan yang terampil dalam bidang Agribisnis
Pengolahan Hasil Pertanian yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha
Esa.
2)
Menghasilkan lulusan yang mempunyai sikap mandiri, pekerja
keras dan berjiwa wirausaha.
3)
Membekali peserta didik dengan hard skill dan soft
skill sehingga bisa mengaplikasikan ilmu yang diperoleh untuk bekerja
atau membangun usaha sendiri.
4)
Menghasilkan lulusan yang kompeten dan mampu bersaing secara
kompetitif dan profesional di era globalisasi.
5)
Membangun kerjasama yang baik dengan dunia usaha dan dunia
industri.
6)
Mengadakan program pendidikan dan pelatihan di bidang
pengolahan hasil pertanian yang bermanfaat bagi masyarakat sekitar.
6.
Tujuan
Membekali peserta didik
dengan pengetahuan, keterampilan dan sikap agar kompeten dalam :
1)
Melakukan identifikasi berbagai komoditas pangan
(makanan/minuman)
2)
Mengikuti cara produksi yang baik (Good Manufacturing
Practice)
3)
Melakukan pengendalian mutu produk
4)
Mengoperasikan proses pengolahan produk dari berbagai
komoditas pangan
5)
Melakukan pengemasan produk pangan
6)
Melakukan proses penyimpanan produk pangan
7)
Mengendalikan keamanan pangan
8)
Melakukan pemasaran produk
9)
Melakukan kegiatan bisnis mandiri
10) Melakukan analisa usaha
Model Pembelajaran
Model pembelajaran adalah kerangka konseptual yang digunakan sebagai
pedoman dalam merencanakan pembelajaran untu mencapai tujuan tertentu. Menurut
Ngalimun (2012:28) model pembelajaran merupakan rancangan kegiatan belajar agar
pelaksanaan kegiatan belajar mengajar dapat berjalan dengan baik, menarik,
mudah dipahami, dan sesuai dengan urutan yang logis. Model pembelajaran pada
dasarnya merupakan bingkai dari penerapan suatu pendekatan, strategi, metode,
dan teknik pembelajaran. Menurut Soekamto dkk dalam Trianto (2011:142) model
pembelajaran adalah kerangka konseptual yang melukiskan prosedur yang
sistematik dalam mengorganisasikan pengalaman belajar untuk mencapai tujuan
belajar tertentu dan berfungsi sebagai pedoman bagi para perancang pembelajaran
dan pengajar dalam merencanakan aktivitas belajar mengajar.
Model pembelajaran ialah pola yang digunakan sebagai pedoman dalam
merencanakan pembelajaran di kelas maupun tutorial (Suprijono,2011:46).
Ngalimun (2012:30) menyatakan bahwa setiap model pembelajaran harus disesuaikan
dengan konsep yang lebih cocok dan dapat dipadukan dengan model pembelajaran
yang lain untuk meningkatkan hasil belajar. Dalam memilih suatu model
pembelajaran, seorang guru harus mempertimbangkan materi pelajaran, durasi
waktu, lingkungan belajar, fasilitas yang ada dan kondisi siswa agarpelaksanaan
pembelajaran dapat terlaksana dengan baik dan tujuan pembelajaran dapat
tercapai secara maksimal.
Dalam pembelajaran dengan pendekatan scientific, terdapat 4 macam model pembelajaran yaitu problem based learning, discovery learning, inquiry learning, dan problem based learning. Dalam penelitian ini, peneliti menggunakan model pembelajaran problem based learning untuk diterapkan pada kegiatan pembelajaran.
Pengertian Problem Based Learning
Pada dasarnya tujuan
akhir pembelajaran adalah menghasilkan siswa yang memiliki pengetahuan dan
ketrampilan dalam memecahkan masalah yang dihadapi kelak dimasyarakat. Untuk
menghasilkan siswa yang memiliki kompetensi yang handal dalam pemecahan
masalah, maka diperlukan serangkaian strategi pembelajaran pemecahan masalah.
Salah satunya yaitu dengan menggunakan model pembelajaran problem based
learning. Masalah dapat mendorong keseriusan, inkuiri, dan berfikir dengan cara
yang bermakna dan sangat kuat (powerfull) (Rusman, 2014). Pendidikan memerlukan
perspektif baru dalam menemukan berbagai permasalahan dan cara memandang suatu
permasalahan.
Problem based learning merupakan sebuah pendekatan yang membentuk kurikulum yang menghadapkan siswa dengan permasalahan dan praktiknya yang di dalamnya terdapat stimulus untuk belajar (Boud dan Felleti dalam Wardoyo, 2013:72). Sedangkan menurut Hung Et al (dalam Wardoyo, 2013:73) Problem based learning adalah model pembelajaran yang menuntut siswa untuk menemukan solusi dari suatu permasalahan yang dihadapi dengan memahami kebutuhan-kebutuhan mendasar sebagai bekal menyelesaikan masalah yang ada. Problem based learning merupakan suatu pembelajaran yang menggunakan masalah dunia nyata sebagai suatu konteks bagi siswa untuk belajar tentang cara berpikir kritis dan cara pemecahan masalah serta untuk memperoleh pengetahuan yang essensial dari materi pelajaran.
Menurut Dewey dalam Sudjana (2011 : 19) belajar berdasarkan masalah adalah interaksi antara stimulus dengan respon.Lingkungan memberi masukan kepada siswa berupa bantuan masalah, sedangkan sistem saraf otak berfungsi menafsirkan bantuan secara efektif sehingga masalah yang dihadapi dapat diselidiki, dinilai, dianalisis serta dicari pemecahannya dengan baik. Trianto (2011:67-68) menyatakan bahwa pengalaman siswa yang diperoleh dari lingkungan akan menjadikan kepadanya bahan atau materi guna memperoleh pengertian serta bisa dijadikan pedoman dan tujuan belajarnya.
Asepe dan Haris (2012:37) mengatakan
bahwa pembelajaran berdasarkan masalah tidak dirancang untuk membantu guru
memberikan informasi sebanyak- banyaknya kepada siswa namun bertujuan untuk
membantu siswa mengembangkan berfikir dan keterampilan berfikir dan
keterampilan pemecahan masalah, belajar peranan orang dewasa yang autentik, dan
menjadi pelajar yang mandiri.
Bedasarkan
pendapat diatas dapat disimpulkan bahwamodel pembelajaran problem based
learning adalah metode belajar yang menggunakan masalah sebagai langkah awal
dalam mengumpulkan dan mengintergrasikan pengetahuan baru berdasarkan
pengalamannya. Model pembelajaran ini memberikan kemampuan kognitif dan
motivasi yang menghasilkan peningkatan pembelajaran dan kemampuan untuk lebih
baik menerapkan pengetahuannya.
Karakteristik Model Problem Based Learning
Menurut Wardoyo (2013 : 42) karakteristik problem based learningsebagai
berikut:
1.
Adanya permasalahan yang mendasari
proses belajar siswa
2.
Proses pembelajaran yang berpusat pada
siswa
3.
Proses pembelajaran yang dikendalikan
oleh siswa
4.
Refleksiterhadapprosespembelajarandanhasilpembelajaranyang
dilakukan sendiri oleh siswa.
5.
Guru hanya bertindak sebagai
fasilitator dalam proses pembelajaran bukan pemberi konsep
Sedangkan menurut Rusman (2014),
karakteristik model pembelajaran
problem
based learnig adalah sebagai berikut:
1.
Permasalahan menjadi starting point
dalam belajar
2.
Permasalahan yang diangkat adalah
permasalahan yang ada di dunia nyata
3.
Permasalahan membutuhkan perspektif
ganda
4. Permasalahan menantang pengeahuan yang
dimiliki oeh siswa, sikap, dan kompetensi yang kemudian membutuhkan
identifikasi kebutuhan belajar dan bidang baru dalam belajar
5.
Belajar pengarahan diri menjadi hal
yang utama
6. Pemanfaatan sumber pengetahuan yang
beragam, penggunaan, dan evaluasi sumber inormasi merupakan proses yang
esensial dalam problem based learning
7. Belajar adalah kolaboratif, komunikatif
dan koopreratif
8. Pengembangan keterampilan inquiry dan
pemecahan masalah sama pentingnya dengan penguasaan isi pengetahuan untuk
mencari solusi dari sebuah permasalahan
9. Keterbukaan proses dalam pembelajaran
problem based learning meliputi sintesis integrasi dari sebuah proses
pembelajaran
10. Problem
based learning melibatkan evaluasi dan review pengalaman siswa dan proses
belajar.
Dari kedua pendapat di atas tentang karakteristik model pembelajaran problem based learning dapat ditarik kesimpulan bahwa dalam pembelajaran ini siswa dituntut aktif dalam kegiatan belajar mengajar, sedangkan guru hanya berperan sebagai fasilitator bagi siswa. Tetapi guru harus mampu menciptakan suasana belajar yang dapat mendorong siswa untuk aktif dalam kegiatan pembelajaran. Proses pembelajaran dalam problem based learning yaitu berpusat pada siswa (student centered).
Itu sekelumit BAB II karya Ilmiah
Diedit By YUSRIANA, S.Pd.
0 Komentar